TIGA BINTANG JATUH ~ / FANTASI By Reni Keyword



Tengah malam, Jari jemariku masih mencoba mengetik beberapa draft cerita yang tertinggal.

Walau sebenarnya rasa malas sungguh mengelora ingin segera rebahan di kasur, tapi draft ini mesti diselesaikan.

Di beberapa menit aku menjetikan jari untuk menulis, Layar Laptop sebelah kananku , menunjukan beberapa infromasi.

Notifikasi pembelian dari marketplace
Notifikasi Artikel Terbaru dari webiste idaraihandotcom
Notifikasi dari 300 chat lebih pesan Whatsapp

"Apakah tidak ada yang mengerti, bahwa aku sedang fokus menulis?" Suaraku sedikit berteriak!

"Menggangu Sekali! Lihat sekarang pukul 00.30 Wib!, Siapa yang jam segini pesan di marketplace! Siapa juga yang jam segini update tulisanya! Siapa juga yang segini masih sempat kirim pesan!" kembali suara aku keluarkan dengan sedikit keras.

"Dan siapa yang jam segini masih sempat-sempatnya berteriak!" suara itu bukan dari mulutku, tapi dari ibu ku. Tanganya merangkul dan mendekapku dari belakang.

"Ibu, maaf.... aku hanya ingin menyelesaikan draft cerita ini" aku tak mampu melihat wajahnya, aku menyesal.

"Istirahatlah, ibu yakin kamu bisa menyelesaikanya" Tangan lembutnya menariku berdiri dari kursi dan mendudukan aku di ranjang.

"Takan ada yang mampu menyelesaikan draft itu selain kamu Nayla, dan untuk bisa menyelsaikannya kamu harus tenang dan beri tubuh juga pikiranmu istirahat" Ibu membelai rambutku, kemudian memposisikan aku untuk tidur.

"Ayahmu meminta ibu untuk menjagamu, dan aku selalu usahakan untuk melakukanya lebih dari itu Nayla" tak ada raut indah ketika ibu mengatakan itu.


Aku hanya mengangguk pelan,dan membalikan posisi badanku.

Ayah, Ibu selalu mengatakan itu seolah aku bukanlah anak kandungnya.

Pagi menjelang, seperti pagi hari biasanya.

Ibu naik keatas kamarku, membangunkan aku yang sebenarnya sudah dari pagi buta membuka mata.

Dan aku selalu berpura-pura seperti baru bangun tidur.

"Tiga Bintang Jatuh" Ibu berdiri tepat didepan meja belajarku.

"Kenapa bu?" Aku penasaran, karena sepertinya ibu sangat tertarik dengan draft cerita itu.

"Ibu baca boleh?" Aku menganguk di iringin langkah kaki keluar kamar.
-----------------------------
Bersambung.

0 Comments

Posting Komentar